WELCOME TO MY BLOG

pandang dunia dengan pola pikirmu yang seutuhnya...

Friday, October 2, 2020

            1. Pengertian Grounded Theory
       Grounded Theory adalah sebuah pendekatan yang refleksif dan terbuka, di mana pengumpulan data, pengembangan data, pengembangan konsep teorities, dan ulasan literature berlangsung dalam proses siklis- berkelanjutan (Daymon, Cristine et.al, 2008). Ungkapan grounded theory merujuk pada teori yang dibangun secara induktif dari satu kumpulan data bila dilakukan dengan baik. Maka teori yang dihasilkan akan sangat sesuai dengan kumpulan data tadi (Salim dan Agus, 2001). Pendekatan grounded theory memungkinkah peneliti melakukan riset prosessual, yaitu riset yang berfokus pada “ rangkaian peristiwa, tindakan, dan aktivitas individual maupun kolektif yang berkembang dari waktu ke waktu dalam konteks tertentu.
Pada umumnya, tujuan grounded theory adalah membangun teori baru, walaupun sering juga digunakan untuk memperluas atau memodifikasi teori yang ada. Sebagai contoh, peneliti bisa mengembangkan grounded theory peneliti sendiri, atau grounded peneliti lain dengan meninjau kembali data yang sama dengan pertanyaan dan interprestasi yang berbeda (Daymon, Cristine et.al, 2008)
Penelitian grounded pada dasarnya sama dengan penelitian eksplanatif. Penelitian grounded dilakukan dengan terjun ke lapangan untuk meneliti sekian banyak aspek ( variable ) penelitian untuk menemukan, dan memunculkan teori. Peneliti datang ke lapangan “ tanpa berbekal “ teori ( hipotesis ). Hipotesis ( kalau ada ) akan ditemukan di lapangan  lalu diuji. Penelitian grounded mayoritas mempergunakan metode survey dan metode observasi karena karakteristiknya sama dengan penelitian Eksploratif.
Survei merupakan pendekatan kuantitatif , sedangkan titik berat grounded research adalah pada pendekatan kualitatif. Data terutama dikumpulkan melalui wawancara medalam seperti yang dikemukakan oleh Glaser dan strauss ( 1967 ), grounded research merupakan reaksi yang tajam dan sekaligus menyajikan jalan keluar dari  “ stagnasi teori “ dalam ilmu-ilmu sosial, dengan penitikberatan pada sosiologi. Kritik dilontarkan baik  kepada pendekatan yang kuantitatif maupun kualitatif yang selama ini dilakukan.
Pelaksanaan penelitian Grounded bertolak belakang dengan  penelitian pada umumnya kalau penelitian secara umum diawali dengan desain tertentu, namun grounded theory tidak demikian. Peneliti langsung kelapangan, semuanya dilaksanakan dilapangan. Rumusan masalah ditemukan dilapangan, hipotesis senantiasa dirumuskan di lapangan Data merupakan sumber teori, teori berdasarkan data, sehingga teori juga lahir dan berkembang dilapangan.
Kredibelitas peneliti grounded merupakan pertimbangan utama dalam penggunaan metodologi ini, kalau kredibilitas peneliti rendah, mungkin akan merusak penelitian yang membutuhkan “ keterbukaan “ pandangan, pemahaman serta intuisi responsive. Implementasi metodologi ini memang amat sukar terutama kepada peneliti pemula, karenanya perlu latihan-latihan tertentu dalam waktu yang lama (Bungin and Burhan, 2001)

2. Sejarah grounded Theory
Penelitian Grounded Theory dikembangkan pertama kali pada tahun 1960-an oleh dua ahli sosiologi, Barney Glaser and Anselm Strauss, pada penelitian yang mereka lakukan pada pasien-pasien berpenyakit akut di Rumah Sakit Universitas California, San francisco (Salim and Agus, 2001). Glaser dari Universitas Columbia yang desertasi doktornya ( 1961 ) tentang karir professional para ilmuan.  Gleser sangat terpengaruh oleh pola kerja pikiran induktif ( baik kualitatif maupun kuantitatif ) yang dikembangkan oleh Paul Lazarsfeld ( 1901-1976 ) dan koleganya. Setelah lulus program doktornya, Gleser bergabung dengan university of California Medical Center di San Fransisco, tempat ia kemudian bertemu dengan Anselm L. Strauss ( sosiolog ) yang menyelesaikan program doktornya ( 1945 ) di University of Cicago. 
Catatan-catatan dan metode penelitian yang digunakan dipublikasikan dan menarik minat banyak orang untuk mempelajarinya. Sebagai respon, Glaser dan Strauss menerbitkan The Discovery of Grounded Theory (1967), buku yang menjelaskan prosedur metode Grounded Theory secara terperinci. Hingga saat ini, buku ini diterima sebagai peletetak konsep-konsep mendasar Grounded Theory.

3. Proses Perkembangan Grounded theory
Perubahan yang terjadi di kalangan peneliti social, menjadikan perubahan  pada aspek pemanfaatan metode grounded theory antara lain 1) Kombinasi metode grounded theory dengan metode lain,  akan menghasilkan ragam-ragam model grounded theory dalam berbagai pokok masalah dan disiplin ilmu pengetahuan; 2) Prosedur yang digunakan dalam metode mungkin akan lebih dielaborasi, prosedur ini akan disesuaikan dengan substansi kajian yang terus menerus akan dikembangkan; 3) berbagai teori atau interpretasi akan terus dikembangkan oleh ilmuan yang berbeda dari disiplin yang berbeda pula; 4) Aplikasi computer akan lebih banyak digunakan, terutama untuk membuat matriks, pembobotan masalah dan kategorisasi yang diperoleh dilapangan.

4.  Ciri-Ciri atau Karakteristik Metode Grounded Theory
Menurut Creswell (2008: 440), enam karakteristik berikut merupakan elemen-elemen yang terdapat dalam berbagai pendekatan Grounded Theory, termasuk desain sistematik, 'emerging' dan 'kostruktivis'.
Pendekatan Proses
Berdasarkan transkrip wawancara atau catatan pengamatan yang dilakukan pada partisipan, peneliti Grounded Theory dapat mengidentifikasi dan mengisolasi tindakan-tindakan dan interaksi antar manusia, aspek-aspek yang diisolasi ini disebut kategori-kategori, yang digunakan sebagai tema-tema informasi dasar dalam rangka memahami suatu proses.
Guna menerapkan pendekatan Grounded Theory dengan baik, Glaser dan Strauss ( 1967 ) menekankan bahwa peneliti harus fleksibel. Mendekati studi dengan pikiran terbuka, dan tidak membuat asumsi sebelum riset di mulai. Dengan memilih pendekatan Grounded Theory , peneliti memilih untuk beroperasi sebagai penafsir data, bukan sekedar reporter ( pelapor ) atau orang yang menguraikan sebuah situasi. Dalam hal ini peneliti harus terus menerus mencari hubungan antar konsep untuk menghasilkan pola dan jaringan, yang peneliti gunakan untuk mengembangkan teori-teori atau  gagasan teoritis (Daymon, Cristine et.al, 2008)

  Sampling Teoritis
Dalam Grounded theory, digunakan “ sampling teorities”. Penarikan sampel jenis ini berpedoman pada gagasan –gagasan yang signifikan bagi teori yang muncul.
Pada awal riset, peneliti membuat keputusan penarikan sampel hanya untuk langkah awal saja. Pilih latar atau fenomena yang  ingin diteliti, pilih sekelompok orang atau individu tertentu yang bisa memberikan informasi mengenai topic yang diteliti. Begitu riset diawali, peneliti mulai menganalisis data awal, konsep baru akan muncul, kemudian peneliti bisa menerapkannya pada sampel yang berbeda situasi, latar atau individu.  Penarikan sampel teoritis dilanjutkan hingga mencapai titik jenuh, yaitu ketika tidak ada lagi informasi baru ( dalam data ) yang relevan dengan riset ( Bungin dan Burhan, 2001)
Sebagaimana lazimnya dalam penelitian kualitatif, instrumen pengumpul data penelitian Grounded Theory adalah peneliti sendiri. Data-data yang dikumpulkan dapat berbentuk transkrip wawancara, percakapan, catatan wawancara, dokumen-dokumen publik, buku harian dan jurnal responden, dan catatan reflektif peneliti (Salim dan Agus, 2001)
Proses pengumpulan data itu dilaksaakan dengan mengunakan dua metode secara simultan, yaitu observasi dan wawancara mendalam (depth interview). Bentuk data yang paling sering digunakan berbagai peneliti adalah hasil wawancara karena data seperti ini lebih mampu mengungkapkan pengalaman responden dalam kata-kata mereka sendiri.
Dalam Grounded Theory, masalah sampel penelitian tidak didasarkan pada jumlah populasi, melainkan pada keterwakilan konsep dalam beragam bentuknya. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara penyampelan teoritik, yaitu penyampelan yang dilakukan .Dengan kata lain, penyampelan teoritik merupakan pengambilan sampel yang dilakukan peneliti dengan cara memilih data-data atau konsep-konsep yang terbukti berhubungan dengan dan mendukung secara teoritik pada teori yang sedang disusun. Tujuannya adalah mengambil sampel peristiwa/fenomena yang menunjukkan kategori, sifat, dan ukuran yang secara langsung menjawab masalah penelitian.
Berkenaan dengan proposisi terakhir, pada hakikatnya fenomena yang telah terpilih itulah yang dicari atau digali oleh peneliti selama mengumpulkan data. Karena fenomena itu melekat dengan subyek yang diteliti, maka jumlah subyek pun terus bertambah sampai tidak ditemukan lagi informasi baru yang diungkap oleh beberapa subyek yang terakhir. Itulah sebabnya, penentuan sampel subyek dalam penelitian Grounded Theory, seperti halnya penelitian kualitatif pada umumnya, tidak dapat direncanakan dari awal. Subyek-subyek yang diteliti secara berproses ditentukan di lapangan, ketika pengumpulan data berlangsung. Cara penyampelan inilah yang disebut dalam penelitian kualitatif sebagai snow bowl sampling.
Sesuai dengan tahap pengkodean dan analisis data, penyampelan dalam Grounded Theory  diarahkan dengan logika dan tujuan dari tiga jenis dasar prosedur pengkodean. Ada tiga pola penyampelan teoritik, yang sekaligus menandai tiga tahapan kegiatan pengumpulan data. Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang ketiga penyampelan tersebut: 1) Penyampelan terbuka bertujuan untuk menemukan data sebanyak mungkin sepanjang berkenaan dengan rumusan masalah yang dibuat pada awal penelitian. Data yang terkumpul dari kegiatan pengumpulan data awal inilah kemudian dianalisis dengan pengkodean terbuka; 2) Penyampelan relasional dan variasional berfokus pada pengungkapan dan pembuktian hubungan-hubungan antara kategori dengan kategori dan kategori dengan sub-subkategorinya. Inti utama penyampelan di sini adalah memilih subyek, lokasi, atau dokumen yang memaksimalkan peluang untuk memperoleh data yang berkaitan dengan variasi ukuran kategori dan data yang bertalian dengan perubahan; 3) Penyampelan pembeda berkaitan dengan kegiatan pengkodean terpilih. Oleh karena itu tujuan penyampelan pembeda adalah menetapkan subyek yang diduga dapat memberi peluang bagi peneliti untuk membuktikan atau menguji hubungan antarkategori.
Kegiatan pengumpulan data dalam penelitian Grounded Theory  berlangsung secara bertahap dan dalam rentang waktu yang relatif lama. Proses pengambilan sampel juga berlangsung secara terus menerus. 
Berdasarkan paparan tentang prinsip penyampelan di atas, jelaslah bahwa pengambilan kesimpulan dalam penelitian Grounded Theory tidak didasarkan pada generalisasi, melainkan pada spesifikasi. Bertolak dari pola penalaran ini, penelitian Grounded Theory bermaksud untuk membuat spesifikasi-spesifikasi terhadap (a) kondisi yang menjadi sebab munculnya fenomena, (b) tindakan/interaksi yang merupakan respon terhadap kondisi itu, (c) serta konsekuensi-konsekuensi yang timbul dari tindakan/i nteraksi itu. Jadi, rumusan teoritik sebagai hasil akhir yang ditemukan dari jenis penelitian ini tidak menjustfikasi keberlakuannya untuk semua populasi, seperti dalam penelitian kuantitatif, melainkan hanya untuk situasi atau kondisi tersebut.
3.      
      Analisis Data dan Melakukan Koding
Analisis data berlangsung selama riset berproses, mulai wawncara awal hingga berakhir pada pengamatan. Analisis terdiri dari koding ( coding ) dan kategorisasi ( categorizing ). Koding dilakukan terlebih dahulu pada permulaan riset. Koding memungkinkan peneliti mengubah data, dan menguraikannya untuk membangun kategori seiring dengan munculnya kategori utama, maka teori akan berkembang.
Koding dalam grounded theory adalah proses pengidentifikasian dan penamaan tema atau konsep dalam tahapan analisis. Dalam hal ini, data dikodekan menjadi kategori.
Proses koding mencakup tiga langkah yaitu:
a)      Open coding atau koding terbuka peneliti membentuk kategori informasi tentang peristiwa  atau fenomena yang dipelajari.
b)      Axial coding, peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa, menyelidiki kondisi-kondisi yang menyebabkannya, mengidentifikasi setiap kondisi-kondisi, dan menggambarkan peristiwa tersebut.
c)         Selective coding, peneliti ( pemilihan kategori inti dan menghubungkannya dengan kategori lain)
Sepanjang kajian berlangsung, masing-masing bagian data dibandingkan dengan bagian lain ketika peneliti mencari persamaan, perbedaan, dan koneksi atau hubungan-hubungan. Hal inilah yang disebut dengan perbandingan konstan. (Amirin dan Tatang, 1995)
4.      
      Kategori Inti
Dari seluruh kategori utama yang diperoleh dari data, peneliti memilih satu kategori sebagai inti fenomena dalam rangka merumuskan teori. Setelah mengidentifikasi beberapa kategori (misalnya, 8 hingga 10—tergantung pada besarnya database), peneliti memilih satu kategori inti sebagai basis penulisan teori . Berikut ini adalah enam kriteria untuk menentukan kategori inti (Strauss and Corbin, dalam Creswell, 2008: 444).
(a)           Kategori tersebut harus merupakan sentral, dalam artian kategori-kategori utama lainnya dapat dihbungkan padanya.
(b)           Kategori tersebut sering muncul dalam data, dengan pengertian bahwa dalam semua kasus terdapat indikator-indikator yang merujuk pada kategori inti tersebut.
(c)            Penjelasan-penjelasan yang menghubungkan kategori-kategori bersifat logis, konsisten dan tidak dipaksakan.
(d)          Istilah atau frasa yang digunakan untuk menjelaskan kategori inti harus abstrak.
(e)           Seiring dengan penyempurnaan konsep, teori berkembang dalam aspek kedalaman dan kemampuan menjelaskan.Meskipun kondisi bervariasi, kategori inti masih mampu menjelaskan seara akurat.
Penjelasan di atas memperlihatkan bahwa memilih kategori inti terlalu awal adalah sangat riskan. Akan tetapi, bila terlihat bahwa salah satu kategori mucul dengan frekuensi tinggi dan terhubung dengan jelas pada kategori-kategori lain, kategori itu dapat dipilih sebagai kategori inti.
5.     
      Perumusan Teori
Agar kredibel, sebuah teori harus memiliki “ kekuatan penjelasan ( explanatory power )”, dengan keterkaitan antarkategori, serta kekhususan, kategori berhubungan satu sam lain dan berkaitan erat dengan data.
Dalam penelitian Grounded Theory, yang dimaksud dengan teori adalah penjelasan atau pemahaman yang abstrak tentang suatu proses mengenai sebuah topik substantif yang didasarkan pada data.
Ada dua jenis teori yang dihasilkan dalam grounded research, yaitu teori substantive dan teori formal.(Daymon, Cristine et.al, 2008)
a.    Teori substantive muncul dari kajian terhadap kondidi social yang nyata seperti menejemen hubungan konsumen, praktik professional, hubungan gender, kepemimpinan, atau komunikasi internet. Karena teori ini menyajikan hubungan yang mendekati realitas empirisnya, maka teori ini sangat berguna bagi para peneliti diarena bisnis atau professional.
b.    Teori formal dikembangkan dari teori substantive. Teori ini dihasilakn dari berbagai situasi dan latar yang berbeda-beda, bersifat konseptual dan memiliki generalitas yang tinggi.
Cara untuk menghasilkan teori dengan metode grounded theory terdiri dari lima fase yang harus diikuti: (Daymon, Cristine et.al, 2008)
 1). Desain penelitian, 2) pengumpulan data, 3) penyusunan data, 4) analisis data dan 5) pembanding dengan literature.
Dari lima fase diatas, ada 9 langkah yang harus diikuti, meliputi :
1.       Tinjauan ulang literature teknisi
2.       Memilih kasus
Pada fase ini dilakukan aktifitas definisi research question dan definisi dari konstruk apriori. Secara rasional diadakan upaya memfokuskan masalah serta membatasi variasi yang tidak relevan serta mempertajam validitas eksternal. Kasus yang dipilih untuk contoh bersifat teoritis, bukan acak. Dimana hal ini dilakukan sebagai upaya memfokuskan pada kasus yang bermanfaat secara teoritis.
3.       Membuat protocol pengumpulan data yang akurat
Adapun aktifitas yang dilakukan adalah membuat basis data kasus dengan menggunakan berbagai metode pengumpulan data, baik data kualitatif maupun data kuantitatif. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan untuk meningkatkan realibilitas dan validitas konstruk, memperkuat keberalasan teori dan validitas internal srta memperkuat berbagai sinergi bukti yang ditemukan. Untuk sumber dan jenis data yang diperlukan
a.       Data Primer
Sumber dan jenis data primer penelitian ini adalah kata-kata, tindakan subjek serta gambaran ekspresi, sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan interpretasi data. Sedangkan untukpengambilan data dilakukan dengan bantuan catatan lapangan, bantuan foto atau bila memungkinkan dengan bantuan rekaman suara tape recorder dan observasi mendalam oleh peneliti.
b.      Data Sekunder
Berbagai sumber tertulis yang memungkinkan dapat dimanfaatkan dalam penelitian ini akan digunakan semaksimal mungkin demi mendorong keberhasilan penelitian ini. Diantaranya buku-buku literatur, internet, majalah atau jurnal ilmiah, arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi lembaga-lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Pada fungsi yang optimal dapat memberikan pemahaman teoritik dan metodologi yang melandasi dalam melakukan penelitian yang benar. Selain itu, data statistik dapat digunakan untuk memperkaya informasi baik yang berlaku umum maupun yang berlaku spesifik. Dengan data statistik ini kita juga bisa membuat pemahaman atau kecenderungan-kecenderunganyang nantinya bisa membandingkan dengan keadaan yang berada pada kenyaataan (grass roots) pada saat penelitian.
4.       Masuk ke lapangan
Di lapangan akan dialami tumpang- tindih antara pengumpulan data dan analisis data karena keduanya di laksanakan secara terus menerus dan secara bersamaan. Di sini metode pengumpulan data menggunakan metode yang fleksibel dan oportunistik. Semua ini dilaksanakan agar proses analisis bisa cepat dan mempermudah penelitimemanfaatkan tema dan keistimewaan kasus yang muncul. Data diperoleh dari:
a.       Observasi
Observasi dilakukan sebelum dan selama penelitian ini diberlangsung yang meliputi gambaran umum, suasana kehidupan sosial, kondisi fisik, kondisi ekonomi dan kondisi sosial yang terjadi.
b.      Studi Dokumentasi
Informasi, data yang diperlukan dalam penelitian ini juga kami peroleh dari studi dokumentasi. Sebelum penelitian lapangan, peneliti telah melakukan telaah terhadap buku literatur, majalah, jurnal, hasil seminar, artikel baik yang tersedia dalam media on-line (internet) maupun yang ada dalam perpustakaan.
c.       Wawancara Mendalam
Untuk wawancara mendalam di lakukan secara langsung dengan informan secara terpisah di lingkungannya masing-masing. Wawancara akan dilakukan dengan informan yang dianggap berkompeten dan mewakili.
5.       Penyusunan data
Pada fase penyusunan data ini dilakukan penyusunan event secara kronologis atau berurutan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memudahkan analisis data dan evaluasi proses.
6.       Menganalisis data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan kepada orang lain. Adapun untuk meningkatkan pemahaman tersebut analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya mencari makna (meaning) (Muhadjir,2002 :142)
Dalam metode grounded theory terdapat beberapa tahap dalam melaksanakan analisa data, yaitu:
(a). Tahap pengolahan awal, meliputi: Open coding yaitu membuat konsep, kategori dan properti; Axial coding yaitu mengembangkan hubungan antara kategori dan sub kategori, Selective Coding yaitu mengintegrasikan kategori untuk membangun kerangka kerja teoritis.
(b). Tahap Percontohan teoritis yaitu melakukan replikasi teoritis, terus diulang lagi dari langkah kedua hingga teori matang/jenuh. Pada tahapdilakukan konfirmasi, perluasan dan pertajaman kerangka kerja teoritis.
(c). Tahap akhir dari analisis, disini diadakan pematangan teori lagi kalau mungkin. Dimana menghentikan proses apabila peningkatan atau pertambahan yang diperoleh tidak berarti.
7.      Percontohan teoritis
8.      Mencapai akhir penelitian
9.      Pembandingan teori yang muncul dengan literature yang telah ada.
Dalam fase ini diadakan perbandingan teori yang muncul dari hasil penelitian dengan teori yang ada dalam literatur. Di sini dilakukan kegiatan membandingkan dengan kerangka kerja yang bertentangan dan kerangka kerja yang selaras. Perbandingan ini dimaksudkan untuk menyempurnakan definisi konstruk dan meningkatkan validitas internal serta meningkatkan validitas eksternal
6. Penulisan Memo
Dalam penelitian Grounded Theory, memo merupakan catatan-catatan yang dibuat peneliti untuk mengelaborasi ide-ide yang berhubungan dengan data dan kategori-kategori yang dikodekan. Dengan kata lain, memo merupakan catatan yang dibuat peneliti bagi dirinya sendiri dalam rangka menyusun hipotesis tentang sebuah kategori, kususnya tentang hubungan-hubungan antara kategori-kategori yang ditemukan.
Menulis memo yang menjelaskan dan mengulas  kode-kode dan kategori-kategori analisis yang anda dapatkan dari proses analisis data, juga sangat berguna. Memo sangat membantu peneliti untuk melacak pola-pola dalam data dan mengidentifikasikan beragam tema yang muncul. (Salim dan Agus, 2001)
C.  

          Kelemahan dan Kelebihan Grounded Theory
Berbagai kegiatan penelitian telah dilakukan dengan pendekatan grounded theory di berbagai disiplin ilmu telah dilakukan. Salah satunya adalah” Use of computer based qualitative data Analysis ( QDA ) software in Grounded Research Methodology”. ( Pandit,1996 ). Dari penjelasan para peneliti yang terlibat, terkesan bahwa penggunaan metode grounded theory terlalu memakan waktu yang lama. Hal ini dikarenakan adanya tuntutan metodologinya yang mengharuskan para peneliti untuk bersikap sangat teliti, dan rajin. (Salim dan Agus, 2001)
Kualitas grounded theory seperti pada penelitian lain, selain ditentukan validitas, reliabilitas dan kredibilitas dari data, juga ditentukan oleh proses penelitian di mana teori dihasilkan serta beralasan empiris dari temuan atau teori yang dihasilkan.
Proses grounded theory selama ini dituduh kelewat kompleks dan membingungkan. Banyak orang yang kesulitan mempraktikkannya, kecuali dalam kondisi yang longgar, tidak kaku, tidak terlalu dispesifikasi “.
Ada tiga aspek yang membedakan Grounded Theory dengan pendekatan penelitian yang lain adalah sebagai berikut :
1.      Peneliti mengikuti prosedur analisis sistematik dalam sebagian besar pendekatan. Grounded theory lebih terstruktur dalam prosese pengumpulan data dan analisisnya, disbanding model riset kualitatif lain. meski strateginya sama ( misalnya analisis tematik terhadap transkip wawancara, observasi dan dokumen tertulis )
2.      Peneliti memasuki proses riset dengan membawa sedikit mungkin asumsi. Ini berarti menjauhkan diri dari teori yang sudah ada.
3.      Peneliti tidak semata-mata bertujuan untuk menguraikan atau menjelaskan, tetapi juga mengonseptualisasikan dan berupaya keras untuk menghasilkan dan mengembangkan teori.
Hal yang spesifik yang membedakan pengumpulan data pada penelitian Grounded Theory  dari pendekatan kualitatif lainnya adalah pada pemilihan fenomena yang dikumpulkan. Paling tidak, pada Grounded T heory sangat ditekankan untuk menggali data perilaku yang sedang berlangsung (life history) untuk melihat prosesnya serta ditujukan untuk menangkap hal-hal yang bersifat kausalitas. Seorang peneliti Grounded Theory selalu mempertanyakan "Mengapa suatu kondisi terjadi?", "Apa konsekwensi yang timbul dari suatu tindakan/reaksi?", dan "Seperti apa tahap-tahap kondisi, tindakan/reaksi, dan konsekwensi itu berlangsung?” "Apa konsekwensi yang timbul dari suatu tindakan/reaksi?", dan "Seperti apa tahap-tahap kondisi, tindakan/reaksi, dan konsekwensi itu berlangsung


DAFTAR PUSTAKA

Amirin, Tatang M. Menyusun Rencana Penelitian.Ed,I.,Cet.3.1995.Jakarta: PT.Raja Grafindo
Bungin,Burhan. Metodologi Penelitian Sosial, Format-format kuantitatif dan  kualitatif.2001.Surabaya: Airlangga University Press
Creswell, John W. Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating       Quantitative and Qulitative Research. 2008.New Jersey: Prentice Hall.
Daymon, Cristin, dan Holloway, Immy. Metode-metode Riset Kualitatif dalam Public Relations dan Marketing Communication.2008. Yogyakarta: Bentang
Masri Singarimbun. Metode Penelitian Survai. 1989.Jakarta: LP3ES
Salim, Agus. Teori dan Paradigma penelitian Sosial Agus Salim.2001. Yogyakarta: Tiara Wacana




Tuesday, December 5, 2017

Fiat Voluntas Tua

Waktu berlalu dengan setiap kejadian yang menyertainya, waktu yang telah berlalu sudah menjadi kenangan yang terjadi sekarangpun akan segera menjadi cerita (story) dan tidak sedetikpun waktu  bisa kembali. Seperti saat ini tidak terasa sudah di penghujung tahun 2017 (horeee natal telah tiba ☺☺☺) yang artinya sudah dua tahun blog ini didiamkan, terabaikan  dan berlalu tanpa tulisan  . Apa daya kadang tidak semua noda bisa bersih dengan deterjen d*ya, jadi apalah..apalah.. pokoke aku padamu sajalah.

Ok, mulai!
Sesuai dengan judul "Fiat Voluntas Tua"  ini adalah perkataan Bunda Maria kepada malaikat Gabriel ketika dia diberi kabar akan mengandung  seorang anak dari Roh Kudus. Sebagai seorang perempuan yang memiliki cita-cita Mom trying to be (mom wannabe), sungguh bahagianya menerima tugas mulia menjadi seorang ibu mengandung, melahirkan dan membesarkan karunia besar dari Allah. Dibalik sukacita besar, Bunda Maria juga merasa kebingungan akan apa yang dikatakan oleh malaikat itu sebab dia belum bersuami tetapi oleh karena imannya kepada Allah maka dia berkata demikian "jadilah padaku menurut perkataanmu itu (fiat voluntas tua)". 

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang kita lihat (Ibrani 11:1). 

Karena iman saya punya pengharapan kepada Tuhan bahwa saya akan merasakan sukacita seperti yang dirasakan bunda Maria untuk mengandung, melahirkan dan membesarkan buah cinta di keluarga kecilku.  Karena iman saya percaya bahwa mujizat itu ada dan nyata "when I believe the miracle is real".  
Dimasa advent ini, masa penantian, masa pengharapan aku percaya Tuhan memberikan sukacita besar kepadaku dan kluarga kecilku. Entah itu sulit dipahami, atau tak bisa dijelaskan dengan kata-kata tetapi mata iman mampu memandang apa yang tak bisa dilihat oleh indera, sebab mata iman mampu menembus batas dan lorong waktu. 
Dengan pertolonganMu Aku siap, kami siap Tuhan kami percaya kami Engkau percayakan dan kami pasti akan Kau bimbing untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang Engkau berikan kepada kami. Semua telah Engkau rancang indah pada waktunya.

Saturday, August 15, 2015

TANPA JUDUL

Bintang..
Malam ini engkau sembunyi lagi
Tidakkah engkau melihatku kesepian?
Aku sedang tercekam sembilu
Jarum kekhawatiran sedang menusuk jantungku
Bintang
Nyeri ini semakin hari semakin jelas kurasakan
aku takut..
Bintang
Beri aku harapan 
Datanglah temani aku
Melewati waktu menghadapi kepedihan ini
Terlintas kembali
Mimpi yang lalu menghantuiku
Tapi aku akan tetap teguh..