NEGERIKU

Dulu aku terpesona memandangmu,

Merangkai kata-kata ungkapan rasa banggaku

Kau yang terindah ada dalam hidupku

Pesonamu taklukkan keegoisanku

Memimpin setiap derap langkahku

Mencapai puncak Himalaya

Menggapai menara impian

Tidak ada kata panas 

Untuk setiap kehangatan yang kau beri

Tidak ada kata dingin 

Untuk setiap hembusan semilir angin

Karena di sini kurasakan 

Pelukanmu menghangatkan tubuhku

Belaianmu mendinginkan hatiku.

Tapi sayang..

Kenapa?? Mengapa???

Tidak banyak orang yang menyadari pesonamu

Mereka disilaukan cahaya bintang kecil di sebelah matahari

Kehadiranmu seakan tak berarti

Bahkan di dalam diri mereka yang sudah kau tumbuhkan

Ibu pertiwi sedang meratap

Sembilu..

Air matanya menggenangi hidup kita

Luka hatinya tak terobati

Amarah termuntahkan bersama debu-debu keresahan

Adakah yang peduli??

Atau kita hanya sebagai penonton?

Yang berkomentar bak pemain nomor satu

Yang tidak pernah ada di arena.

Bagimu negeri..

Apakah yang sudah kita lakukan??

Padamu negeri..

Apakah yang sudah kita berikan??

Korupsi, Kolusi..

Telah mencoreng citra negeri ini

Tangan-tangan orang serakah

Telah merusak pesona negeri ini.

Akankah kita tinggal diam??

Kini aku tertunduk memandangmu,

Mengusap uraian air mata

Melihatmu, merintih melawan sakit yang tak kunjung sembuh

Negeriku, aku berdiri memandang hamparan laut luas

Pikiranku menembus awan

Melalui planet demi planet

Berilusi mengikuti lembaian daun-daun

Tentang cara menunjukkan besar cintaku padamu.